Miris! Pasokan Beras Terputus di Istana Presiden, Siapa yang Bertanggung Jawab?
Guncangan Pasokan Beras: Krisis di Tengah Ibu Kota
Berita menghebohkan datang dari kawasan elit Istana Negara, Jakarta Pusat. Stok beras kemasan 5 kilogram, baik kualitas medium maupun premium, mengalami kekosongan mendadak di sejumlah ritel-ritel modern. Pantauan Bisnis.com menunjukkan bahwa situasi ini telah menyulut kepanikan di antara masyarakat setempat.Kehabisan Stok: Suara dari Toko-Toko
Di tengah geger kekosongan stok beras, pegawai dari beberapa toko memberikan laporan yang mengkhawatirkan. Salah satunya, Rezeki Fresh Market di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, telah kehabisan stok beras selama empat hari terakhir. Pegawai M (29) menyatakan bahwa fluktuasi harga beras telah menjadi pemicu utama dari kekosongan tersebut.Tidak hanya Rezeki Fresh Market, Alfamart Juanda 3 dan Indomaret Batu Tulis juga mengalami kondisi serupa. Stok beras yang kosong menggiring para konsumen untuk beralih ke alternatif lain seperti gula, minyak goreng, dan beras merah kemasan 2 kilogram.
Upaya Penyediaan Stok: Tantangan dan Solusi
Tidak hanya ritel-ritel modern yang merasakan dampak dari kekosongan stok beras, tetapi juga Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) yang menyuarakan kekhawatiran mereka. Ketua Umum Aprindo, Roy N. Mandey, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi oleh peritel dalam mendapatkan pasokan beras tipe premium lokal.Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa tantangan utama bukan hanya terletak pada Harga Eceran Tertinggi (HET), tetapi juga pada produksi padi. Produksi beras nasional yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nasional merupakan masalah yang memerlukan solusi cepat.
Langkah Masa Depan: Kesiapan dan Aksi
Merujuk pada data dari Kerangka Sampel Area (KSA), produksi beras pada Januari dan Februari 2024 tidak mampu memenuhi kebutuhan beras nasional. Dalam menghadapi kondisi ini, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi krisis pasokan beras.Aprindo mendorong pemerintah untuk merelaksasi HET dan harga acuan atas komoditas bahan pokok dan penting, termasuk beras, minyak goreng, dan gula. Hal ini diharapkan dapat membantu ritel-ritel modern untuk terus membeli, menyediakan, dan menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat.